Sabtu, 25 Oktober 2008

Proses belajar orang dewasa catatan pengalaman kami


Pendidikan nonformal seringkali dihadapkan dengan masalah proses pembelajaran orang dewasa karena mereka yang mengikuti pelatihan ketrampilan umumnya bukan anak-anak lagi. Dalam tulisan ini kita akan membahas sekilas tentang proses pembelajaran orang dewasa berdasarkan pengalaman kami.

PERBEDAAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pendidikan bersangkut paut dgn pemberian pengetahuan umum , sikap dan keterampilan untuk kepentingan pengembangan jangka panjang.
Pelatihan ditujukan untuk menyempurnakan pengetahuan keterampilan dan perilaku khusus yang diperlukan untuk pekerjaan tertentu sehingga para peserta dapat melaksanakan pekerjaannya lebih efektif dan efisien.

BELAJAR DAN MENGAJAR
BELAJAR

• Adalah suatu proses aktif.
• Ada di mana kita dapat melihat perubahan perilaku.
MENGAJAR
Adalah membuat mampu belajar dengan :
• Memberikan informasi.
• Menggunakan pengetahuan dan pengalaman dari para peserta.
• Merencanakan kegiatan pelatihan yang sesuai.


TUJUH PRINSIP DARI ORANG DEWASA

1. MOTIVASI

Memotivasi adalah penting untuk belajar
• Orang dewasa mau belajar hanya bila mereka mau belajar.
• Orang dewasa akan meninggalkan kebiasaan lama, dan menerima ketram pilan baru.
• Mereka mau belajar hanya bila mereka rasakan ada keuntungannya dari pela jaran tersebut.
• Instruktur harus membuat jelas bagaimana belajar dapat bermanfaat bagi peserta.

2. DAUR BELAJAR
Belajar adalah proses dasar dan berlanjut
• PENGALAMAN NYATA(Kejadian)
• REFLEKSI (Memikirkan kejadian)
• TEORI (Memahami apa yang terjadi dan mencari Petunjuk-petunjuk)
• EKSPERIMENTASI (Coba ulang atau melaksanakan dengan cara lain)

3. BELAJAR MEMERLUKAN MENGERJAKAN
Belajar memerlukan mengerjakan
• Mengerjakan” mengacu kepada semua pelatihan yang memerlukan keterlibatan aktif dari bagian peserta
• praktek keterampilan
• menjawab pertanyaan-pertanyaan
• mengamati dan menilai / mengkaji (assessing ) kinerja
• ingat apa yang kita dengar, kita lupa
apa yang kita lihat, kita ingat
apa yang kita kerjakan, kita bisa

4. ORANG TIDAK DAPAT MEMUSATKAN PERHATIAN UNTUK WAKTU MENDENGAR DALAM WAKTU YANG LAMA.
Orang tidak dapat memusatkan (konsen trasi) pendengaran dalam waktu lama
Kurva perhatian
Setelah 15 menit perhatian mulai menurun

5. ORANG MENGINGAT LEBIH BANYAK DARI KOMBINASI MENDENGAR DAN MELIHAT DARI PADA HANYA MENDENGAR SAJA
Orang mengingat lebih lama mendengar dan melihat dari pada mendengar

6. ORANG BELAJAR LEBIH DARI SITUASI KEHIDUPAN NYATA
Orang belajar lebih banyak dari situasi kenyataan hidup
Metode-metode pelatihan dapat digolongkan sesuai dengan keefektifannya dalam mengajarkan ketrampilan. Dari daftar metode dibawah ini kita lihat bahwa ,urutannya semakin kebawah semakin efektif
- ceramah.
- kata-kata tertulis.
- televisi atau film.
- video (dgn bantuan teks).
- peragaan.
- latihan.
- studi kasus.
Artinya metode ceramah adalah metode yang paling tidak efektif. Yang paling efektif adalah dari pengalaman kehidupan nyata

7. ORANG CENDERUNG UNTUK MENGULANG PERILAKU BILA DIPUJI

SARAN BAGAIMANA MENGAJAR ORANG DEWASA
1. Jangan perlakukan orang dewasa seperti anak kecil.
2. Gunakan pengetahuan dan pengalaman para peserta.tanyakan lebih dari pada anda katakan, hanya katakan apa yang mereka tidak tahu.
3. Jangan bicara lebih dari 15 menit.
4. Gunakan visual.
5. Berikan untuk kegiatan : katakan , perlihatkan , biarkan mereka mengerjakan.
6. Tiap pelajaran harus berisikan : bicara, kegiatan dan refleksi terhadap kegiatan.
7. Tunjukkan kepada para peserta bagaimana kegiatan ada kaitannya dengan pekerjaan mereka.
8. Pilih kegiatan sedekat mungkin dengan kehidupan nyata.
9. Belajar harus menarik dan menyenangkan. Berikan keanekaragaman (variasi) dalam metode mengajar , visual , kerja kelompok dan perorangan.
10. Beri dorongan agar para peserta belajar dari satu sama lain.
11.Adakan suasana hangat dan meningkatkan semangat belajar.


Baca selengkapnya..

Rabu, 22 Oktober 2008

Aplikasi Konsep Occupational Competency Based dalam Program Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills).


Upaya Pengembangan Sumber Daya manusia saat ini semakin banyak diberikan perhatian oleh banyak pihak baik dalam skala lokal , regional maupun global. Hampir semua konsep manajemen terkini menempatkan kompetensi Sumber daya manusia sebagai prasyarat untuk bisa mengembangkan kinerja suatu organisasi secara keseluruhan.

ISO 9001 versi 2008 maupun versi sebelumnya senantiasa mengharapkan bahwa semua orang yang mengerjakan tugasnya haruslah didukung dengan kemampuan terkait yang dibuktikan dengan sertifikat atau pengalaman yang terdokumentasi dan bisa ditunjukkan buktinya.

Konsep yang akhir-akhir ini cukup populer seperti misalnya Balanced Scorecard menempatkan perspektif Modal Sumber daya manusia ( Human capital ) sebagai titik awal dan titik tolak upaya peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan. Disini pendekatan tentang masalah manusia mengalami pergeseran dari mulai manajemen personalia , kemudian manajemen SDM ( Human Resources Management ) dan sekarang manusia telah ditingkatan harkatnya dalam organisasi sebagai capital atau modal utama dan dikelola melalui Human Capital Management.

Untuk meningkatkan kinerja organisasi tentunya pertama berawal dari Sasaran organisasi yang bersumber dari Visi atau dream organisasi dan Misi yang diemban untuk mewujudkan impiannya. Sasaran organisasi dideploy lagi kebawah keseluruh jajaran secara berjenjang. Agar supaya sasaran bisa dicapai maka tentunya diperlukan berbagai Standard Operating Procedure untuk meyakinkan bahwa proses meraih sasaran bisa berjalan dengan baik.


Prosedur harus ada untuk proses yang memang memerlukan adanya prosedur. Kesemuanya tentu berawal dari penyusunan struktur organisasi yang jelas , pembagian tugas yang tidak tumpang tindih dan kemudian tata cara berkomunikasi dan berkoordinasi menjadi kebutuhan selanjutnya agar organisasi berjalan dengan baik.

Secara umum organisasi sulit berjalan dengan baik apabila tidak ada uraian tugas atau job description yang tersusun dengan baik dan jelas. Job description ini akan memungkinkan kita bisa menyusun persyaratan yang diperlukan untuk bisa menduduki suatu posisi dalam organisasi. Inilah yang kemudian kita istilahkan sebagai Occupational Competency , tidak hanya sekedar competency. Karena Competency yang tidak occupational atau tidak terkait dengan tempat kita melakukan aktifitas tidak akan berkontribusi terhadap pencapaian sasaran kinerja organisasi apapun baik Pemerintah , Swasta maupun kemasyarakatan.

Diskusi selanjutnya adalah bagaimana kita mengkaitkan hal diatas dengan upaya Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Jendral PNFI khususnya di jalur Pendidikan Non Formal mengembangkan Program Life Skills. Yang jelas bahwa Program life skills dijalankan untuk meningkatkan ketrampilan, kecakapan, dan profesionalisme warga belajar sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik dan jiwanya, serta potensi lingkungannya, sebagai bekal untuk dapat bekerja atau berusaha mandiri dalam rangka mengurangi pengangguran, mengentaskan kemiskinan dan buta aksara yang pada akhirnya mampu meningkatkan kualitas hidupnya.

Seseorang dikatakan kompeten untuk melaksanakan tugasnya apabila dia memiliki pengetahuan terkait tugasnya , ketrampilan melaksanakan tugasnya dan memiliki sikap dan perilaku yang mendukung kegiatan dalam melaksanakan tugasnya. Dengan demikian apabila kita memberikan pembekalan kepada obyek program Life skills maka materi pembekalan ketrampilan haruslah memang sifatnya occupational sesuai tuntutan pekerjaan.



Mengingat Program Life Skills menyangkut dana yang cukup besar maka perlu dipertimbangkan atau dievaluasi apakah kompentensi yang diharapkan bisa dicapai setelah melalui prose pembekalan sesuai dengan bidang kegiatan yang dilakukan. Memang kita memiliki tools untuk mengevaluasi keberhasilan Program melalui pembuktian diterimanya obyek program atau peserta program Life Skills di DUDI. Namun itu hanya bisa dilihat setelah proses pembekalan selesai. Yang diharapkan adalah bahwa justru sebelum pembekalan dilakukan harus ada suatu kepastian bahwa proses pembekalan sesuai dengan kurikulum standard dan SKKNI. Salam Fortuna
Baca selengkapnya..

Senin, 06 Oktober 2008