Minggu, 27 September 2009

Gender Main Streaming - Pengarusutamaan Gender



Dalam tulisan ini kita mencoba melihat fenomena kesetaraan gender dalam kehidupan politik dan organisasi secara umum baik Pemerintah maupun swasta. Kemudian kita kaitkan dengan perkembangan dunia mode sebagaimana diulas dalam Harian Kompas Minggu 27 September 2009.



Istilah Pengarusutamaan Gender secara sekilas bisa membingungkan orang awam. Namun Ide Pengarusutamaan Gender sebagai terjemahan Gender Main Streaming tidaklah main-main , bahkan sampai diterbitkan Inpres untuk itu , yaitu Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional. Sebagai materi pertimbangan yang utama Inpres ini dilahirkan dengan menimbang bahwa dalam rangka meningkatkan kedudukan, peran, dan kualitas perempuan, serta upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dipandang perlu melakukan strategi pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan nasional.
Ditekankan juga bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah , sehingga dalam rangka mendorong, mengefektifkan, serta mengoptimalkan upaya pengarusutamaan gender secara terpadu dan terkoordinasi, dipandang perlu dikeluarkan Instruksi Presiden.


Kalau kita coba mengulas tulisan di Kompas tentang perkembangan Mode Internasional , kita melihat hubungan yang sangat erat antara apa yang menjadi jiwa Gender mainstreaming terungkap secara nyata dalam perkembangan mode. Era tahun 80-an mode maskulinitas dari para wanita menggambarkan keinginan para wanita untuk tampil seperti pria dengan penggunaan blazer dan bahu yang terganjal bantalan tinggi dan lebar.
Kemunculan banyak para pemimpin wanita ditingkat negara maupun Lembaga-lembaga lain di masyarakat mencerminkan persetujuan masyarakat tentang upaya kesetaraan gender. Pada era tahun 80-an mode maskulin untuk wanita secara tegas tergambar dari mode pakaian wanita saat itu.

Namun demikian itu semua barulah merupakan ungkapan keinginan yang merebak pada kalangan terbatas belum mencerminkan keinginan masyarakat secara keseluruhan. Terbukti bahwa Presiden menganggap perlu untuk mendorong, mengefektifkan, serta mengoptimalkan upaya pengarusutamaan gender secara terpadu dan terkoordinasi. Kita ingat juga dalam Pemilu Legislatif yang lalu ada keharusan bahwa partai peserta Pemilu haruslah memiliki anggota pengurus wanita minimal 30 %. 
Ulasan Kompas memang masih melihat perbedaan antara Mode tahun 80-an dengan mode yang berkembang saat ini dimana  Mode maskulin ( Power Suit ) mulai  agak melemah walaupun Rumah Mode di London jelas-jelas masih  menonjolkan bantalan bahu , namun demikian secara umum para perancang memilih bahan yang digunakan  cenderung lebih lembut dan jatuh mengikuti bentuk badan. Yang jelas saat ini nampaknya para wanita cenderung tidak memerlukan power suit bahkan malah bangga tampil feminin namun mampu menjadi Pemimpin


Untuk mode pakaian wanita di kancah nasional nampaknya memang banyak berorientasi terhadap perkembangan global namun sebenarnya kita masih memiliki beragam pakaian nasional yang nampaknya apabila digunakan secara proporsional pada saat dan waktu yang tepat tidak menurunkan kualitas penampilan. 
Yang penting jangan sampai jiwa kesetaraan gender ini melemah hanya karena pengaruh dari Mode pakaian. Salam Fortuna.


Baca selengkapnya..

Sabtu, 26 September 2009

“Jipe jinggo.”


Membaca Kompas Sabtu 26 September 2009 tentang kisah sukses beberapa orang saudagar di Lampung memberikan justifikasi kepada kita bahwa untuk menjadi sukses bisa berawal dari kondisi seperti apapun, bisa jadi memang tadinya dia orang kaya atau bisa juga orang yang tidak punya. Karena orang kaya ternyata tidak tergantung pada jumlah penghasilan namun lebih daripada itu adalah bagaimana dia bisa mengelola pengeluaran yang secara prinsip haruslah lebih kecil daripada pendapatan. Kisah Bapak Haji Lulut saudagar sukses yang tadinya hanya mampu tidur di emperan pasar beralaskan kardus dengan baju “jipe jinggo” yaitu “siji dipepe siji dienggo” ( maksudnya hanya punya dua baju , kalau satu dipakai yang satunya dijemur ) , akan menjadi topik diskusi kita dalam tulisan berikut.

Ada 2 variabel yaitu tingkat kompetensi dan kualitas serta kuantitas langkah tindakan yang bisa kita gunakan untuk menggambarkan 4 kelompok orang yaitu mereka yang tidak punya kompetensi dan tidak berbuat apa-apa yang bisa dipastikan bahwa kelompok ini termasuk yang harus dijauhi ; kelompok kedua yang ideal adalah mereka yang smart dan mengambil langkah tindakan yang konkrit dan tentunya akan membawa hasil yang maksimum. 2 Kelompok yang lain adalah mereka yang memprioritaskan kompetensi tapi tidak berbuat apa-apa dan mereka yang tidak punya kompetensi tapi melakukan suatu tindakan yang nyata.

Ternyata bahwa tindakan nyata walaupun salah lebih berpotensi mendatangkan hasil dibandingkan mereka yang tidak berbuat apa-apa. Walaupun tidak berarti bahwa mereka tidak meningkatkan kompetensi , karena proses peningkatan kompetensi terjadi pada saat mereka mengalami masalah dan terjadi proses pembelajaran dari pengalaman.

Lantas bagaimana peranan pendidikan nonformal disini ?

Dari uraian diatas kita bisa mengetahui bahwa para saudagar yang kita sebut-sebut terdahulu bukannya orang-orang yang bodoh dalam artian tidak punya pengetahuan , ketrampilan maupun sikap yang tepat , karena walaupun barangkali mereka tidak pernah mengenyam pendidikan formal yang cukup namun pengalaman dan tantangan kehidupan telah mengajarkan banyak hal kepada mereka. Saran yang bisa kita berikan disini adalah alangkah baiknya apabila teman-teman kita para saudagar tersebut menambah ketrampilan manajerial mereka melalui pendidikan nonformal yang akan semakin memantapkan langkah mereka dalam pengembangan usaha.

Sesuatu yang tidak bisa dihindari bahwa dalam kehidupan selalu berlangsung fenomena siklus hidup bagaikan roda pedati “sekali diatas sekali dibawah “, “what goes up must come down”. Kita bisa menelusuri sepanjang sejarah tentang jatuh bangunnya perekonomian global. Siklus ini berulang terus walaupun barangkali tidak pada periode yang tepat sama namun ada pengulangan-pengulangan yang seringkali tidak bisa kita prediksi secara akurat.

Salah satu langkah yang bisa kita ambil dalam menyikapi siklus ini adalah melengkapi diri dengan kompetensi yang diperlukan agar kita bisa mengambil langkah-langkah nyata berdasarkan pengalaman orang lain yang lebih dulu tahu. Sarana pendidikan nonformal sudah cukup banyak tersedia untuk menambah kompetensi kita. Orang yang kompeten tentunya akan bekerja dengan kinerja yang lebih baik. Orang yang kompeten tentunya lebih tahu bagaimana mengatasi dan memecahkan persoalan. Dalam kondisi dimana bisnis kita sedang turun orang-orang yang kompeten tahu bagaimana mengalihkan usaha kebidang lain dan ketrampilan baru yang diperlukan bisa diperoleh melalui kursus maupun pelatihan-pelatihan terkait.

Akhirnya kesimpulan yang bisa kita tarik dari diskusi ini adalah bahwa langkah nyata mengambil tidakan lebih menjanjikan hasil walaupun seseorang tidak memiliki kompetensi yang memadai. Namun perlu dicatat bahwa untuk bisa meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik diperlukan hasil yang lebih banyak. Ini hanya bisa didapatkan apabila kita memang memiliki kompetensi yang tinggi sekaligus juga kita melakukan sesuatu secara konsisten melalui berbagai kesulitan dan tantangan. Untuk menjadi kompeten sarana yang ada adalah melalui pendidikan bukan ? Salam Fortuna.

Baca selengkapnya..

Jumat, 25 September 2009

The Man behind the Gun


Ungkapan “the man behind the gun” memberi makna pentingnya peranan manusia tidak hanya sekedar membangun sarana dan prasarana fisik , namun lebih penting lagi adalah siapa yang mengoperasikan berbagai sarana dan prasarana. Kami sangat sepakat dengan upaya Pemerintah melalui Departemen pendidikan Nasional untuk lebih mengintensifkan kegiatan pengembangan kualitas pendidikan baik formal . nonformal bahkan informal.

Kebetulan bahwa kebijakan alokasi Dana yang lebih besar di ranah pendidikan nasional semakin memberi semangat kepada kita untuk terus berupaya berkontribusi terhadap pembangunan sumber daya manusia yang sekarang menjadi asset utama dalam suatu organisasi , instansi pemerintah maupun swasta .

Perlu dicatat bahwa beberapa Negara yang telah mengambil kebijakan alokasi dana yang lebih besar untuk pendidikan akan menikmati hasil ditengah-tengah kesulitan economic downturn yang terjadi mengikuti siklus dengan pola tertentu dari waktu ke waktu. Keberanian untuk tetap mengalokasikan dana lebih besar di sector pendidikan relative terhadap sector fisik ternyata terbukti membawa pengaruh cukup signifikan sebagaimana contoh India dan Cina.

Secara micro bisa kita lihat bahwa organisasi maupun instansi pemerintah dan swasta yang memberikan perhatian besar terhadap pengembangan asset manusianya akan bertahan dalam kondisi yang sulit karena di backup oleh orang-orang yang kompeten memiliki pengetahuan yang diperlukan , ketrampilan dalam melaksanakan pekerjaannya dan memiliki sikap yang sesuai dengan kebutuhan ditempat kerja atau beraktifitas.

Secara logika kita bisa memahami mengapa asset manusia perlu diberikan perhatian lebih besar untuk pengembangannya yaitu karena semua sumber daya yang lainnya masih memerlukan human capital sebagai operator pengelolanya. Secanggih apapun the gun yang kita miliki namun apabila tidak dikendalikan oleh operator yang handal yaitu manusia maka hasilnya tidak akan bisa maksimal. Sebaliknya operator yang handal akan bisa meningkatkan hasil dari alat yang sederhana sekalipun.

LPM Lentera Fortuna dalam kegiatannya ikut berkontribusi dalam pengembangan asset sumber daya manusia yang merupakan modal utama kami. Implementasi Sistem manajemen Mutu ISO 9001 kami harapkan akan mampu menjaga dan meningkatkan kualitas produk dan jasa kami dengan perbaikan berkesinambungan.
Baca selengkapnya..

Kamis, 24 September 2009

Usaha yang memiliki nilai tambah


Teman-teman netter , perdefinisi yang namanya usaha baru bisa dikatakan usaha apabila ada kekuatan yang kita miliki yang kita ciptakan. Kekuatan itu sendiri tidak berarti apa-apa apabila tidak dimanfaatkan. Usaha baru bermakna apabila ada suatu kegiatan atau pergerakan atau apalah namanya apakah itu tindakan atau action yang penting kita tidak statis.

Oleh karena itu jelas bahwa siapapun pasti bisa melakukan suatu usaha karena pada dasarnya setiap orang pasti punya potensi sekecil apapun. Walaupun potensi kita kecil tapi apabila kita melakukan cukup banyak action maka pasti akan ada hasilnya.Potensi itu sendiri sebenarnya sudah tersedia dalam diri kita , bahkan sangat luarbiasa tanpa kita sadari.

Memang seringkali potensi itu tidak kita sadari , karena ada keterbatasan cara berpikir kita. Sehingga dengan demikian potensi ini harus kita gali terus , kita asah apabila terjadi pelapukan membuat tumpulnya potensi. Disinilah perlunya proses belajar yang tiada berhenti. Setiap saat kita harus selalu memelihara dan mempertahankan potensi dalam bentuk kompetensi yang kita miliki. Proses belajar itu sendiri bisa dilakukan baik secara informal , non formal maupun formal. Yang penting ada upaya terhadap pemeliharaan dan peningkatan potensi.

Setelah itu langkah selanjutnya adalah melakukan tindakan agar supaya usaha kita ada hasilnya. Langkah mundur akan menyebabkan nilai usaha kita menurun. Oleh karena itu tidak usah risau dalam kondisi apapun kita harus maju terus. Saya sendiri sudah sering mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman yang namanya jatuh bangun itu sudah biasa dalam usaha. yang lebih penting dari itu adalah mempertahankan momentum walaupun pelahan tetapi gerakan harus tetap dilakukan secara konsisten. Setiap kali kita berhenti maka diperlukan kekuatan dan gaya yang lebih besar untuk memulai kembali. Selamat berjuang dan berusaha. Salam Fortuna.

Baca selengkapnya..

Rabu, 23 September 2009

Memasyarakatkan Pentingnya Pendidikan dan Upaya Mendidik masyarakat.


Kita bersyukur bahwa dengan berlakunya Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP no 19 tahun 2005 tentang Standard Nasional Pendidikan , banyak sekali hal-hal positip yang menjadi pemicu kita untuk meningkatkan kualitas pendidikan baik formal , non formal maupun informal.

Namun demikian memang kita tidak bisa mengesampingkan mereka yang walaupun belum melakukannya secara resmi mengikuti Undang-undang yang berlaku tapi telah merintis upaya penyelenggaraan kegiatan pendidikan non formal.

Pendidikan non formal saat ini telah menarik perhatian dan simpati masyarakat mengingat manfaat yang diperoleh tidak kalah dengan pendidikan formal yang telah mencetak sekian banyak sarjana.

Telah kita ketahui bersama bahwa banyak sekali kinerja suatu Lembaga , instansi Pemerintah maupun swasta maupun organisasi massa yang tidak memiliki kinerja seperti yang diharapkan , semata-mata karena adanya inkompetensi sumber daya manusia yang menjadi operator organisasi atau instansi tersebut.

Banyak petugas yang untuk melakukan tugasnya tidak berbekal kompetensi yang diperlukannya untuk melaksanakan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Dengan demikian pada kenyataannya Pendidikan berbasis kompetensi telah menjadi kebutuhan dan keharusan yang saat ini disadari oleh banyak bihak. Kompetensi disini tentunya adalah Kompetensi ditempat kita melakukan aktifitas (occupational competency ), bukan kompetensi yang tidak ada kaitan langsung dengan aktifitas kita. Pendidikan non formal diharapkan akan memberikan solusi atas kebutuhan ini.

Kita sangat menghargai upaya Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan , Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Depdiknas yang akan memfasilitasi pendataan lembaga/satuan pendidikan yang menyelenggarakan kursus dan pelatihan, dengan memberikan Nomor Induk Lembaga Kursus (NILEK) Online.

Pada akhirnya secara bertahap setiap lembaga/satuan pendidikan nonformal dan informal yang menyelenggarakan kursus dan pelatihan wajib memiliki Nomor Induk Lembaga Kursus (NILEK) Online.
Ada hal lain yang harusnya menjadi pemicu bagi Lembaga Pendidikan Nonformal untuk segera mendaftarkan diri dan mendapatkan NILEK karena mulai tahun 2010, hanya lembaga/satuan pendidikan penyelenggara kursus dan pelatihan yang sudah memiliki NILEK saja yang diperbolehkan untuk:

1. mengakses dana blockgrant Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Wirausaha Kota (KWK), Kursus Wirausaha Desa (KWD), Bantuan Operasional Penyelenggaraan Lembaga Kursus dan Pelatihan (BOP-LKP) untuk membeli fasilitas kursus, dan bantuan-bantuan lain.


2. memperoleh kesempatan untuk mengikuti berbagai orientasi teknis dan pelatihan. diikutsertakan dalam berbagai kegiatan dan lomba tingkat nasional dan internasional.


3. diusulkan untuk diakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Nonformal (BAN-PNF).



4. diusulkan untuk dilakukan penilaian kinerja LKP.


Apalagi bahwa bagi Lembaga/satuan PNFI yang sudah memiliki NILEK, sudah berakreditasi lembaganya dari BAN-PNF, maka lembaga tersebut diperbolehkan untuk melakukan uji kompetensi dan menerbitkan sertifikasi kompetensi sendiri dan apabila dinilai kinerjanya bagus oleh Tim Dit. Binsuskel, akan diprioritaskan untuk bisa menyusun dan menyepakati MoU penyelenggaraan program-program Binsuskel.

Dengan demikian tentunya kita wajar mendukung keinginan Dirjen PNFI bahwa setiap Lembaga/Satuan PNFI yang menyelenggarakan kursus dan pelatihan, yang belum memiliki izin hendaknya segera mengurus ijin operasionalnya sesuai peraturan yang berlaku di Kabupaten/Kota dan mengusulkannya kepada Dinas Pendidikan Propinsi untuk memperoleh NILEK onlinine.

LPM Lentera Fortuna sendiri yang telah berdiri sejak 6 Agustus tahun 2000 telah memperoleh NILEK yaitu : 02207.4.1.0103.28/66/67/68 sebagaimana bisa dilihat di website www.infokursus.net pada menu informasi lembaga kursus. Salam Fortuna.


Baca selengkapnya..

Fenomena pendidikan non formal


Berdasarkan pengamatan selama ini kami menyelenggarakan pendidikan non formal ternyata tidak semua orang yang memiliki kemampuan untuk mengikuti kursus mau meluangkan waktu untuk ikut kursus. Sebaliknya tidak semua orang tidak mampu mau diberikan bantuan untuk mengikuti kursus secara gratis.

Fenomena diatas memberikan jawaban mengapa sedikit orang menguasai banyak kekayaan didunia ini. Artinya kalau misalnya kita coba iseng-iseng check di suatu bank , secara statistik kita bisa melihat bahwa sebagian besar uang yang ada di bank ternyata dimiliki oleh segelintir orang saja , sedangkan sebagian kecil dimiliki oleh sebagian besar nasabah yang ada di Bank tersebut.

Dengan demikian kita bisa menyimpulkan bahwa tidak bisa tidak perilaku masyarakat secara umum sangat berpengaruh terhadap rasio penguasaan kekayaan yang ada didunia. Faktor keinginan dan kemauan sangat berpengaruh terhadap rasio tersebut. Bukan hanya sekedar masalah hard competency atau pengetahuan dan ketrampilan.

Seperti tadi kita katakan diatas bahwa tidak semua orang tidak mampu mau diberikan kail , mereka lebih suka menerima ikan yang akan habis dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Terserah apakah anda lebih menyukai ikan atau kailnya Salam Fortuna.

Baca selengkapnya..

Selasa, 22 September 2009

Belajar dengan menggunakan teknologi informasi


Berbagai cara bisa kita gunakan dalam pengembangan kompetensi kita baik secara informal di lingkungan keluarga , maupun melalui jalur pendidikan nonformal dan pendidikan formal , kesemuanya memberikan peluang untuk kita bisa berkembang.

Namun saat ini agak sulit dihindari prasyarat bahwa untuk kita bisa efektif dan efisien dalam proses belajar yaitu penguasaan bahasa Inggris dan komputer. Kemampuan bahasa Inggris masih diperlukan mengingat masih banyak referensi yang menggunakan bahasa Inggris sedangkan komputer diperlukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan waktu.

Melalui teknologi informasi dimungkinkan kita belajar tanpa beranjak dari rumah cukup didepan komputer yang on line. Dalam tulisan berikut kita akan membahas fenomena baru tentang proses belajar dengan menggunakan fasilitas internet.


Berdasarkan data-data kasar dari berbagai sumber kita bisa menyimpulkan bahwa pengguna teknologi internet masih terbatas , apalagi bila menyangkut aktifitas lain yang terkait seperti blogging dan sebagainya yang menurut detik.com belum mencapai angka 1 juta blog di Indonesia pada tahun 2008.
Perkembangan teknologi internet sendiri relative sudah cukup lama di Indonesia namun pengetahuan masayarakat tentang pemanfaatannya masih terbatas. Kalaupun ada yang tahu tentang kehebatan internet namun hanya sekedar tahu , bagaimana menggunakannya masih banyak yang enggan untuk belajar. Apalagi untuk generasi-generasi usia senja yang praktis seperti ada semacam keengganan untuk memulai belajar computer.

Memang sudah banyak sekolah dimana para guru memberi tugas kepada muridnya untuk mecari data dari internet namun disela-sela kegiatan browsing banyak sekali anak sekolah lebih banyak meluangkan waktu untuk bermain game daripada browsing belajar sesuatu.

Proses pembelajaran melalui internet merupakan suatu proses yang sangat efektif dan efisien. Contoh yang paling konkrit di kehidupan sehari-hari , seorang ibu rumah tangga yang bingung mau masak apa karena sudah bosan dengan masakan yang konvensional bisa memanfaatkan internet untuk mencari ide masakan alternative.

Apabila belum tahu cara masak tidak perlu kemana-mana cukup dicari di internet juga bisa. Mau kursus masak tidak tahu tempatnya bisa cari di internet atau bahkan bisa kursus secara online. Pada dasarnya tidak ada kesulitan yang tidak bisa dipecahkan dengan bantuan internet.

Materi pengetahuan di internet tersedia untuk pengetahuan apapun , sehingga proses pembelajaran melalui internet menjadi sangat efektif dapat banyak serta efisien karena tidak perlu keluar rumah cukup buka internet saja. Apabila dirumah belum ada fasilitas internet biasanya disekitar rumah sekarang banyak warnet yang bahkan sebagian buka 24 jam.


Setelah kita mengetahui bagaimana kita bisa belajar melalui internet selanjutnya kita juga bisa memanfaatkan internet untuk melakukan kegiatan usaha di internet. Sampai saat ini banyak masyarakat yang masih awam terhadap website. Padahal untuk membuat website banyak tersedia fasilitas gratis untuk membuat website , walaupun yang tidak gratispun biayanya sekarang ini relative terjangkau. Banyak juga tersedia fasilitas membuat blog ( blogspot,multiply,worpress dll ) sebagai ganti website dimana kita bisa secara online membuat blog dalam waktu yang sangat singkat karena sudah tersedia template-template gratis.

Pada kenyataannya untuk membuat website kita cukup tahu menjalankan program Microsoft office saja misalnya words , excel , atau publisher. Karena semua file office bisa di save atau di konversikan kedalam format html ( Hyper Text Mark up Language) dengan memberi nama file kita dengan index.html , tanpa harus memahami kode-kode html yang bikin pusing. Kalau sudah mulai lancar bolehlah belajar seperti joomla , macro media dream weaver dll. Kalau pusing bagaimana cara membuat website lagi-lagi tinggal buka internet , banyak sekali yang mau berbagi ilmu baik gratis maupun bayar bagaimana cara membuat website.

Selanjutnya kita buka internet cari penyedia jasa domain untuk membeli nama website kita , dan sekaligus sewa hosting tempat kita menyimpan file-file yang ingin di upload ke internet. Semudah itu ? Ya memang sangat mudah. Buktinya Lembaga Pendidikan dan Manajemen Lentera Fortuna yang kami kelola selain ada situs www.lenterafortuna.com kami masih memilik ada sekitar 15 website dan blog lain. Kalau masih juga ada kesulitan ya tinggal minta tolong sama ahlinya beres kan ?
 

Suatu hal yang patut menjadi bahan pemikiran ialah bahwa segala sesuatu pasti ada sisi positif dan negatifnya. Apapun selalu ada sisi baik dan sisi buruknya. Sisi positif dari internet apabila bisa memanfaatkan menawarkan fasilitas dan kemudahan tanpa batas. Demikian juga internet juga bisa dimanfaatkan untuk hal yang negatif dengan potensi yang juga tidak kalah menakutkannya. Namun sebagaimana yang dikatakan oleh para pakar seperti misalnya yang diungkapkan dalam film The Secret hal-hal yang positif memiliki kekuatan yang berlipat-lipat jauh lebih kuat dibandingkan hal-hal negatif. Oleh karena itu energy positif dan aura rezeki dari internet patut diberikan perhatian secukupnya agar bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat banyak.

Beberapa usulan pemikiran dalam rangka pemasyarakatan ICT adalah sbb. :

* Langkah pertama yang harus dilakukan tentunya adalah upaya mensosialisasikan manfaat internet dengan memberikan penekanan pada sisi positif dan bisa memberikan contoh yang sederhana yang mudah dipahami oleh masyarakat secara umum. Upaya sosialisasi ini haruslah dilakukan secara terus menerus dengan monitoring dan evaluasi perkembangannya setiap saat yang bisa diukur dengan perkembangan kecepatan jumlah pengguna internet sebagai hasil dari sosialisasi.
* Selanjutnya perlu ada political will baik dari Pemerintah maupun para penyedia jasa internet untuk memberikan kemudahan dan fasilitas penggunaan internet pada tariff yang terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
* Apabila diperlukan langkah empowerment diwujudkan dalam bentuk keharusan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam cakupan yang lebih luas.
* Selanjutnya asosiasi atau organisasi penyedia jasa ICT ikut berperan dalam menggalakkan wawasan umum yang lebih mendalam dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Salam Fortuna


Baca selengkapnya..